Misteri Bilangan Lubang Hitam 123
Tanggal 14 Maret, merujuk pada tetapan 3,14, di peringati sebagai Hari Pi di seluruh dunia. Ini dimaksudkan untuk menghargai keajaiban dari pi.
Pi merupakan sebuah konstanta atau tetapan matematika yang menggambarkan perbandingan keliling sebuah lingkaran terhadap diameternya. Tetapan ini digunakan untuk menghitung luas daerah sebuah lingkaran. Juga digunakan dalam perhitungan-perhitungan trigonometri, statistika, fisika, dan yang lainnya.
Manusia telah memikirkan tetapan pi ini hampir 4.000 tahun. Bangsa Babilonia kuno mengetahui bahwa nilai pi itu adalah sekitar 3 jauh sebelum 1900 SM. Sementara Archimides, seorang Ilmuwan Yunani kuno mengetahui pi itu nilainya lebih dari 22/7.
Anak-anak di sekolah mengenal pi dengan nilai 3,14. Ya, cuma 3 diikuti dengan dua angka di belakang koma. Sementara, saat ini komputer mampu menghitung hingga 10 triliun digit di belakang koma. 3,141592653589793238462643383….
Wow… Dijamin Anda bingung menghapalnya ^_^
Tapi, sepertinya pi yang ini enak lho!
Hidup diselamatkan oleh Matematika
Dalam astronomi dan fisika, kita mengenal adanya
suatu fenomena alam yang sangat menarik yaitu lubang hitam (black hole).
Lubang hitam adalah suatu entitas yang memiliki medan gravitasi yang sangat
kuat sehingga setiap benda yang telah jatuh di wilayah horizon peristiwa
(daerah di sekitar inti lubang hitam), tidak akan bisa kabur lagi. Bahkan
radiasi elektromagnetik seperti cahaya pun tidak dapat melarikan diri,
akibatnya lubang hitam menjadi "tidak kelihatan".
Ternyata, dalam matematika juga ada fenomena unik
yang mirip dengan fenomena lubang hitam yaitu bilangan lubang hitam.
Bagaimana sebenarnya bilangan lubang hitam itu? Mari kita bermain-main sebentar
dengan angka.
Coba pilih sesuka hati Anda sebuah bilangan asli
(bilangan mulai dari 1 sampai tak hingga). Sebagai contoh, katakanlah 141.985.
Kemudian hitunglah jumlah digit genap, digit ganjil, dan total digit bilangan
tersebut. Dalam kasus ini, kita dapatkan 2 (dua buah digit genap), 4 (empat
buah digit ganjil), dan 6 (enam adalah jumlah total digit). Lalu gunakan
digit-digit ini (2, 4, dan 6) untuk membentuk bilangan berikutnya, yaitu 246.
Ulangi hitung jumlah digit genap, digit ganjil,
dan total digit pada bilangan 246 ini. Kita dapatkan 3 (digit genap), 0 (digit
ganjil), dan 3 (jumlah total digit), sehingga kita peroleh 303. Ulangi lagi
hitung jumlah digit genap, ganjil, dan total digit pada bilangan 303. (Catatan:
0 adalah bilangan genap). Kita dapatkan 1, 2, 3 yang dapat dituliskan 123.
Jika kita mengulangi langkah di atas terhadap
bilangan 123, kita akan dapatkan 123 lagi. Dengan demikian, bilangan
123 melalui proses ini adalah lubang hitam bagi seluruh bilangan
lainnya. Semua bilangan di alam semesta akan ditarik menjadi bilangan 123
melalui proses ini, tak satu pun yang akan lolos.
Tapi benarkah
semua bilangan akan menjadi 123? Sekarang mari kita coba suatu bilangan yang
bernilai sangat besar, sebagai contoh katakanlah
122333444455555666666777777788888888999999999.
Jumlah digit genap, ganjil, dan total adalah 20, 25, dan 45. Jadi, bilangan
berikutnya adalah 202.545. Lakukan lagi iterasi (pengulangan), kita peroleh 4,
2, dan 6; jadi sekarang kita peroleh 426. Iterasi sekali lagi terhadap 426 akan
menghasilkan 303 dan iterasi terakhir dari 303 akan diperoleh 123. Sampai pada
titik ini, iterasi berapa kali pun terhadap 123 akan tetap diperoleh 123 lagi.
Dengan demikian, 123 adalah titik absolut sang lubang hitam dalam dunia
bilangan.
Namun, apakah mungkin saja ada suatu bilangan,
terselip di antara rimba raya alam semesta bilangan yang jumlahnya tak
terhingga ini, yang dapat lolos dari jeratan maut sang bilangan lubang hitam,
sang 123 yang misterius ini?
Selamat Hari Pi!!!
Tanggal 14 Maret, merujuk pada tetapan 3,14, di peringati sebagai Hari Pi di seluruh dunia. Ini dimaksudkan untuk menghargai keajaiban dari pi.
Pi merupakan sebuah konstanta atau tetapan matematika yang menggambarkan perbandingan keliling sebuah lingkaran terhadap diameternya. Tetapan ini digunakan untuk menghitung luas daerah sebuah lingkaran. Juga digunakan dalam perhitungan-perhitungan trigonometri, statistika, fisika, dan yang lainnya.
Manusia telah memikirkan tetapan pi ini hampir 4.000 tahun. Bangsa Babilonia kuno mengetahui bahwa nilai pi itu adalah sekitar 3 jauh sebelum 1900 SM. Sementara Archimides, seorang Ilmuwan Yunani kuno mengetahui pi itu nilainya lebih dari 22/7.
Anak-anak di sekolah mengenal pi dengan nilai 3,14. Ya, cuma 3 diikuti dengan dua angka di belakang koma. Sementara, saat ini komputer mampu menghitung hingga 10 triliun digit di belakang koma. 3,141592653589793238462643383….
Wow… Dijamin Anda bingung menghapalnya ^_^
Tapi, sepertinya pi yang ini enak lho!
Android sebagai sebuah sistem
operasi untuk gadget sepertinya semakin populer sekarang ini. Perangkat yang
menggunakannya mulai dari handphone, smart phone, pc tablet, bahkan netbook,
menjadikannya semakin populer diantara para pengguna gadget tersebut.
Kepopuleran ini rupanya ditandingi pula oleh berbagai aplikasi yang sudah
sangat banyak tersedia. Baik itu aplikasi berbayar maupun aplikasi gratis.
Di sini Mr.X tidak akan membahas
panjang lebar apa atau seperti apakah android itu. Mr.X hanya akan menunjukkan
beberapa aplikasi android gratis bertema matematika yang bisa Anda install di
perangkat android Anda. Sekiranya aplikasi itu bisa berguna untuk pembelajaran
matematika Anda. Apalagi jika ternyata aplikasi-aplikasi itu dapat meningkatkan
pemahaman Anda terhadap satu atau beberapa topik dalam matematika, tentunya aplikasi
itu menjadi wajib ada di perangkat android Anda.
Berikut adalah beberapa aplikasi
yang berhasil Mr.X temukan dan beberapa diantaranya sudah Mr.X coba dan tentu
saja ada di perangkat android Mr.X. Anda dapat dengan mudah mendownload
aplikas-aplikasi tersebut dengan mengunjungi situs Google
Play sebagai situs resmi dari
google yang menyediakan beragam aplikasi untuk perangkat android. Tentu saja,
Anda dapat mencarinya di tempat lain, karena biasanya perusahaan yang
mengeluarkan perangkat untuk android juga memiliki application store
sendiri untuk perangkatnya itu.
Materi dan Kalkulator
Merupakan aplikasi untuk
perhitungan matematis yang sangat powerfull untuk perangkat
android Anda. Berbagai perhitungan matematika bisa dilakukan dengan aplikasi
ini mulai dari perhitungan bilangan bulat yang cukup besar, kalkulus
diferensial dan integral, aljabar linear, matriks, dan vektor, sketsa grafik
dengan nilai maksimum dan minimum, hingga beberapa perhitungan konversi,
seperti konversi suhu, satuan, juga melakukan perhitungan bilangan kompleks.
Aplikasi ini merupakan tutor Anda
untuk belajar aljabar. Anda bisa belajar dan melakukan latihan pengetahuan
aljabar Anda dengan aplikasi ini.
Ada banyak materi aljabar yang bisa
Anda peroleh di sini, diantaranya menghitung bilangan persekutuan, operasi
hitung pecahan meliputi penjumlahan, perkalian, dan pembagian pecahan, materi
suku banyak, penyelesaian persamaan kuadrat, dan masih banyak lagi
perhitungan-perhitungan aljabar lainnya.
Merupakan aplikasi yang berisi
formula atau rumus-rumus yang biasa digunakan dalam pelajaran matematika di
sekolah. Beberapa konsep dilengkapi pula dengan tampilan grafis agar konsep
bisa dipahami dengan lebih baik.
Aplikasi ini mencakup beberapa
materi matematika diantaranya, aritmatika dasar, aljabar, analisis, geometri,
trigonometri, analisis geometri, dan logika.
RealCalc Realistic Calculator
merupakan aplikasi kalkulator android nomor satu. Scientifin kalkulator dengan
tampilan dan pengoperasian seperti kalkulator nyata. Fasilitas yang ada di
dalamnya meliputi fasilitas perhitungan aljabar tradisional, konversi satuan,
persentase, fungsi trigonometri dalam derajat, radian, dan gradian, perhitungan
pecahan, dan fasilitas lainnya seperti pada kalkulator scientific pada
umumnya.
Merupakan aplikasi kalkulator tulis
tangan untuk perangkat android Anda. Dengan menggunakan MyScript Calculator,
Anda seperti sedang menghitung menggunakan tulisan tangan Anda sendiri.
Sederhana, mudah, dan sangat
intuitif. Sensasi yang sama dirasakan ketika Anda menulis dengan tangan, tetapi
memiliki manfaat digital ^_^.
merupakan aplikasi yang berisi
referensi cepat materi geometri.
Permainan Matematika
Berbagai aplikasi permainan
matematika ini umumnya diperuntukkan bagi balita dan anak-anak. Walaupun ada
juga aplikasi permainan bagi semua kalangan usia.
Sebuah permainan teka-teki yang akan
membuat Anda kecanduan. Permainan ini untuk melatih dan meningkatkan
konsentrasi dan kekuatan memori Anda. Tingkatkan kemampuan pikiran Anda,
kemampuan fokus dan observasi Anda.
Tantang kemampuan otak Anda dengan
level tanpa batas, percepat kemampuan Anda untuk melakukan perhitungan yang
cepat dan akurat. Memunculkan kejeniusan Anda dengan mengerjakan latihan
matematika.
Cara yang menyenangkan untuk
menyelesaikan soal matematika ^_^.
Merupakan permainan yang bisa
membuat Anda kecanduan. Merupakan permainan yang harus menggunakan kekuatan
pikiran dan kecepatan tentunya.
Nikmati permainannya pada perangkat
android Anda, dan lihatlah seberapa cerdasnya Anda!
Merupakan aplikasi matematika yang
dirancang sederhana untuk anak balita Anda. Talking Kids Math and Numbers,
adalah cara yang menyenangkan untuk mengenalkan angka dan bilangan kepada anak,
juga untuk membangun pemahaman terhadap konsep dasar dalam matematika.
Merupakan permainan untuk melatih
kemampuan anak Anda dalam perhitungan aritmatika dasar seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Yang harus dilakukan adalah sentuh
jawaban yang sesuai untuk beberapa operasi hitung aritmatika yang muncul di
layar sebelum jatuh sampai ke bawah. Latihan menghitung yang menyenangkan
memang!
Itulah beberapa aplikasi matematika
yang Mr.X sajikan. Masih banyak lagi aplikasi-aplikasi gratis lainnya yang
tersedia. Apalagi ditambah dengan aplikasi berbayar yang pastinya memiliki
support yang lebih baik.
Jika Anda ingin menambahkan beberapa
aplikasi menarik yang Anda temukan atau Anda sudah mencobanya, Anda bisa
sharing di sini. Nanti Mr.X tambahkan di daftar tulisan ini.
Selamat bersenang-senang dengan
matematika dan perangkat android Anda! ^_^
Hidup diselamatkan oleh Matematika
Ia bukan orang yang ahli matematika,
melainkan orang industri dari Jerman. Lalu apa hubungannya dengan matematika?
Cerita Paul Wolfskehl ini lebih mengherankan lagi, hidupnya diselamatkan oleh matematika. Entah karena masalah percintaan atau karena penyakit yang dideritanya, suatu hari ia berniat mengakhiri hidupnya. Paul bahkan sudah merencakan tanggal dan pukul berapa ia akan bunuh diri dan menyiapkan pistol untuk kemudian diarahkan ke kepalanya. Beberapa jam sebelum ingin menembak dirinya, ia mengunjungi perpustakaan pribadinya dan menemukan sebuah makalah tentang teorema yang sangat terkenal: Fermat’s Last Theorem.
Ia mulai membaca, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk ia tenggelam dalam kesibukannya. Bukannya memikirkan mengenai bunuh diri, ia sibuk berpikir bagaimana cara memecahkan persoalan yang ada pada makalah tersebut. Perjuangannya memecahkan soal memang akhirnya gagal, namun tepat setelah itu dia sadar bahwa waktu yang ia tentukan untuk menembak dirinya sudah lewat. Ia pun terkagum dengan keindahan yang dia alami dalam memecahkan persoalan dan membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Sebagai “balas jasa”, ia menyelenggarakan hadiah 100.000 Marks bagi siapa yang dapat memecahkan permasalahan Fermat’s Last Theorem. Hadiah ini kemudian dikenal dengan nama hadiah Wolfskehl.
Cerita Paul Wolfskehl ini lebih mengherankan lagi, hidupnya diselamatkan oleh matematika. Entah karena masalah percintaan atau karena penyakit yang dideritanya, suatu hari ia berniat mengakhiri hidupnya. Paul bahkan sudah merencakan tanggal dan pukul berapa ia akan bunuh diri dan menyiapkan pistol untuk kemudian diarahkan ke kepalanya. Beberapa jam sebelum ingin menembak dirinya, ia mengunjungi perpustakaan pribadinya dan menemukan sebuah makalah tentang teorema yang sangat terkenal: Fermat’s Last Theorem.
Ia mulai membaca, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk ia tenggelam dalam kesibukannya. Bukannya memikirkan mengenai bunuh diri, ia sibuk berpikir bagaimana cara memecahkan persoalan yang ada pada makalah tersebut. Perjuangannya memecahkan soal memang akhirnya gagal, namun tepat setelah itu dia sadar bahwa waktu yang ia tentukan untuk menembak dirinya sudah lewat. Ia pun terkagum dengan keindahan yang dia alami dalam memecahkan persoalan dan membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Sebagai “balas jasa”, ia menyelenggarakan hadiah 100.000 Marks bagi siapa yang dapat memecahkan permasalahan Fermat’s Last Theorem. Hadiah ini kemudian dikenal dengan nama hadiah Wolfskehl.
Matematika Asyik...
Asyiknya
Matematika!
Banyak anak "alergi" matematika. Ada lho, cara memperkenalkan matematika pada balita secara menyenangkan.
Mengapa ya, banyak anak "takut" pada matematika? Padahal, jika mereka menguasainya dengan baik, mata pelajaran ini bisa sangat fun, lho. Saat ini, mulai banyak orangtua memperkenalkan matematika sejak dini kepada putera-puterinya. Mereka berharap, dengan mengenal lebih baik, dan menyenangkan, kelak anaknya tidak "alergi" pada pelajaran berhitung ini. Bahkan, bisa bersahabat alias jago matematika.
Menurut Konsultan Psikologi di Essa Consulting, Yunita P. Sakul Psi., idealnya, pengenalan matematika dimulai sejak usia sekolah dasar. Tetapi, karena sekarang banyak Taman Kanak-kanak mengharapkan anak didiknya menguasai berhitung. Atau, setidaknya mengerti
satu ditambah satu hasilnya dua (hitungan sederhana), tidak ada salahnya memperkenalkan matematika pada anak-anak usia pra-sekolah dan TK. Hanya saja, sebaiknya konsep pengenalan pada usia tersebut belum kongkrit. Misal, bagi balita cukup dengan belajar membandingkan ukuran seperti "besar", "kecil", "lebih besar", "lebih kecil" (pre-operasional). Sedangkan pada usia TK sudah boleh masuk ke pengenalan angka, seperti 1, 2, 3 sampai 10 (kongkrit).
Matematika jadi menakutkan bagi anak, menurut Yunita, kerapkali karena harapan orangtua kepada anak untuk memperoleh nilai tinggi pada pelajaran ini, sangat besar. "Di masyarakat kita masih berlaku ketentuan, kalau pandai matematika, berarti pandai. Tetapi kalau tidak pandai matematika, meski hebat dalam pelajaran lain, tetap saja tidak pandai," ujarnya. Selain itu, kalau anak mendapat nilai kecil untuk matematika, biasanya orangtua "kebakaran jenggot". Coba kalau nilai kecil dalam pelajaran olahraga, kesenian, atau PMP, ayah-ibu tidak terlalu pusing, tuh. Jadi, matematika memang "dianakemaskan" ketimbang pelajaran lain. Terang saja anak jadi grogi belajar matematika.
"Tetapi okey-lah, kalau ingin anak pandai matematika, sebenarnya ia bisa dipersiapkan. Hanya saja, pastikan dulu kalau Si Kecil memang berminat belajar matematika. Orangtua jangan kelewat memaksakan dan menuntut, karena nanti anak bisa kehilangan minat dan takut. Apalagi kalau ia diharap buru-buru pintar," saran Yunita. Selain itu, untuk memperkenalkan balita pada matematika, orangtua (atau guru) harus memastikan anak mengerti konsep matematika. "Maksudnya, sebelum anak tahu berapa 1 + 1, ia anak harus tahu dahulu "banyak" itu berarti "lebih besar" berarti "ditambah". Sedangkan "sedikit" itu "lebih kecil" berarti "dikurang".
Terlalu dinikah mengajarkan matematika pada balita? Memangnya otaknya sudah bisa menangkap? Menurut Yunita, untuk matematika yang bersifat abstrak, memang balita belum bisa memahami. Tetapi untuk yang kongkrit-kongkrit (nyata - Red), sebetulnya mereka sudah siap belajar, kok. Jadi, perkenalkan saja matematika disesuaikan dengan kemampuan balita yang berbeda satu dengan yang lain. "Kita tidak boleh menyamaratakan cara mengajarkan matematika pada anak. Carilah cara yang sesuai dengan tingkat kemampuan pikirnya," pesan Yunita.
Pertama-tama, lanjut Yunita, cobalah perkenalkan konsep "bilangan". Penanaman konsep bilangan dapat diawali dengan mengenalkan "banyak-sedikit" atau "besar-kecil". Setelah itu, perkenalkan konsep angka, yang tujuannya agar anak tahu perbedaan antara satu dengan dua, dua dengan tiga, dst. "Tetapi, mengenalkan angka-nya jangan langsung pakai simbol angka, ya (1, 2, 3). Karena, simbol sifatnya abstrak. Sementara balita lebih mudah menangkap yang kongkrit. Misal, untuk mengenalkan angka dua, gunakan gambar "dua buah apel". Untuk 2 + 3 = 5, gunakan "dua apel" ditambah "tiga apel" hasilnya "lima apel". Dengan sesuatu yang konkret, anak akan segera melihat hasil penambahan adalah "lebih banyak". Sebaliknya, hasil pengurangan "lebih sedikit".
Lakukan Sambil Bermain
Mau anak akrab dengan matematika? Jadikan saja matematika "makanan" harian. Tetapi, jangan cekoki anak. Yunita menganjurkan, membiasakan tidak sama dengan mencekoki. "Lakukan pembiasaan dengan cara-cara menyenangkan. Seperti, sambil bermain," cetusnya.
Dengan cara bermain, anak jadi enjoy. Hasilnya pun bisa dipastikan efektif. Karena, belajar sambil bermain membuat otak anak mudah menyerap yang diajarkan. Saat ini, sudah banyak program komputer atau CD Rom berisi Fun Math atau belajar matematika cara menyenangkan bagi balita. Tetapi, secara tradisional pun kita bisa mengajarkan hal ini di rumah.
Contohnya, jika Anda memilih benda-benda, pilihlah berdasarkan bentuk, warna dan ukuran. Lalu, minta Si Kecil memisahkan sesuai bentuk, warna dan ukuran. Lalu, ajak ia menghitung. Jika Anda ingin anak menyukai angka, lakukan dengan permainan atau memanfaatkan benda-benda di sekitar rumah. "Pokoknya, masukkan saja matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, secara tidak sadar anak sudah belajar matematika. Niscaya setelah masuk sekolah, minatnya belajar matematika lebih tinggi. Dan, mereka tidak phobia lagi!" Yunita tersenyum.
Banyak anak "alergi" matematika. Ada lho, cara memperkenalkan matematika pada balita secara menyenangkan.
Mengapa ya, banyak anak "takut" pada matematika? Padahal, jika mereka menguasainya dengan baik, mata pelajaran ini bisa sangat fun, lho. Saat ini, mulai banyak orangtua memperkenalkan matematika sejak dini kepada putera-puterinya. Mereka berharap, dengan mengenal lebih baik, dan menyenangkan, kelak anaknya tidak "alergi" pada pelajaran berhitung ini. Bahkan, bisa bersahabat alias jago matematika.
Menurut Konsultan Psikologi di Essa Consulting, Yunita P. Sakul Psi., idealnya, pengenalan matematika dimulai sejak usia sekolah dasar. Tetapi, karena sekarang banyak Taman Kanak-kanak mengharapkan anak didiknya menguasai berhitung. Atau, setidaknya mengerti
satu ditambah satu hasilnya dua (hitungan sederhana), tidak ada salahnya memperkenalkan matematika pada anak-anak usia pra-sekolah dan TK. Hanya saja, sebaiknya konsep pengenalan pada usia tersebut belum kongkrit. Misal, bagi balita cukup dengan belajar membandingkan ukuran seperti "besar", "kecil", "lebih besar", "lebih kecil" (pre-operasional). Sedangkan pada usia TK sudah boleh masuk ke pengenalan angka, seperti 1, 2, 3 sampai 10 (kongkrit).
Matematika jadi menakutkan bagi anak, menurut Yunita, kerapkali karena harapan orangtua kepada anak untuk memperoleh nilai tinggi pada pelajaran ini, sangat besar. "Di masyarakat kita masih berlaku ketentuan, kalau pandai matematika, berarti pandai. Tetapi kalau tidak pandai matematika, meski hebat dalam pelajaran lain, tetap saja tidak pandai," ujarnya. Selain itu, kalau anak mendapat nilai kecil untuk matematika, biasanya orangtua "kebakaran jenggot". Coba kalau nilai kecil dalam pelajaran olahraga, kesenian, atau PMP, ayah-ibu tidak terlalu pusing, tuh. Jadi, matematika memang "dianakemaskan" ketimbang pelajaran lain. Terang saja anak jadi grogi belajar matematika.
"Tetapi okey-lah, kalau ingin anak pandai matematika, sebenarnya ia bisa dipersiapkan. Hanya saja, pastikan dulu kalau Si Kecil memang berminat belajar matematika. Orangtua jangan kelewat memaksakan dan menuntut, karena nanti anak bisa kehilangan minat dan takut. Apalagi kalau ia diharap buru-buru pintar," saran Yunita. Selain itu, untuk memperkenalkan balita pada matematika, orangtua (atau guru) harus memastikan anak mengerti konsep matematika. "Maksudnya, sebelum anak tahu berapa 1 + 1, ia anak harus tahu dahulu "banyak" itu berarti "lebih besar" berarti "ditambah". Sedangkan "sedikit" itu "lebih kecil" berarti "dikurang".
Terlalu dinikah mengajarkan matematika pada balita? Memangnya otaknya sudah bisa menangkap? Menurut Yunita, untuk matematika yang bersifat abstrak, memang balita belum bisa memahami. Tetapi untuk yang kongkrit-kongkrit (nyata - Red), sebetulnya mereka sudah siap belajar, kok. Jadi, perkenalkan saja matematika disesuaikan dengan kemampuan balita yang berbeda satu dengan yang lain. "Kita tidak boleh menyamaratakan cara mengajarkan matematika pada anak. Carilah cara yang sesuai dengan tingkat kemampuan pikirnya," pesan Yunita.
Pertama-tama, lanjut Yunita, cobalah perkenalkan konsep "bilangan". Penanaman konsep bilangan dapat diawali dengan mengenalkan "banyak-sedikit" atau "besar-kecil". Setelah itu, perkenalkan konsep angka, yang tujuannya agar anak tahu perbedaan antara satu dengan dua, dua dengan tiga, dst. "Tetapi, mengenalkan angka-nya jangan langsung pakai simbol angka, ya (1, 2, 3). Karena, simbol sifatnya abstrak. Sementara balita lebih mudah menangkap yang kongkrit. Misal, untuk mengenalkan angka dua, gunakan gambar "dua buah apel". Untuk 2 + 3 = 5, gunakan "dua apel" ditambah "tiga apel" hasilnya "lima apel". Dengan sesuatu yang konkret, anak akan segera melihat hasil penambahan adalah "lebih banyak". Sebaliknya, hasil pengurangan "lebih sedikit".
Lakukan Sambil Bermain
Mau anak akrab dengan matematika? Jadikan saja matematika "makanan" harian. Tetapi, jangan cekoki anak. Yunita menganjurkan, membiasakan tidak sama dengan mencekoki. "Lakukan pembiasaan dengan cara-cara menyenangkan. Seperti, sambil bermain," cetusnya.
Dengan cara bermain, anak jadi enjoy. Hasilnya pun bisa dipastikan efektif. Karena, belajar sambil bermain membuat otak anak mudah menyerap yang diajarkan. Saat ini, sudah banyak program komputer atau CD Rom berisi Fun Math atau belajar matematika cara menyenangkan bagi balita. Tetapi, secara tradisional pun kita bisa mengajarkan hal ini di rumah.
Contohnya, jika Anda memilih benda-benda, pilihlah berdasarkan bentuk, warna dan ukuran. Lalu, minta Si Kecil memisahkan sesuai bentuk, warna dan ukuran. Lalu, ajak ia menghitung. Jika Anda ingin anak menyukai angka, lakukan dengan permainan atau memanfaatkan benda-benda di sekitar rumah. "Pokoknya, masukkan saja matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, secara tidak sadar anak sudah belajar matematika. Niscaya setelah masuk sekolah, minatnya belajar matematika lebih tinggi. Dan, mereka tidak phobia lagi!" Yunita tersenyum.
Di
Mana-mana Matematika!
Belajar matematika bisa di mana dan kapan saja. Kalau kita kreatif, lingkungan di sekitar anak bisa jadi "modul" matematika yang bagus.
• Belajar Angka
Angka-angka ada di mana pun. Pohon, rumah, gedung, orang, dll, semua bisa dihitung. Hitunglah bersama-sama anak, sembari jemari Anda memperlihatkan jumlahnya. Kalau ingin angka nyata, juga banyak. Saat Anda mengendarai mobil, misalnya. Pasti ada angka di hampir bagian jalan. Entah itu di rambu lalu lintas, di plat nomor kendaraan. Eja keras-keras angka-angka tersebut bersama anak. Ulangi setiap kali Anda berpergian bersamanya. Lambat laun, anak akan mengenali dan hafal. Apalagi angka-angka itu hanya berjumlah 10, pas untuk anak usia ini.
Belajar matematika bisa di mana dan kapan saja. Kalau kita kreatif, lingkungan di sekitar anak bisa jadi "modul" matematika yang bagus.
• Belajar Angka
Angka-angka ada di mana pun. Pohon, rumah, gedung, orang, dll, semua bisa dihitung. Hitunglah bersama-sama anak, sembari jemari Anda memperlihatkan jumlahnya. Kalau ingin angka nyata, juga banyak. Saat Anda mengendarai mobil, misalnya. Pasti ada angka di hampir bagian jalan. Entah itu di rambu lalu lintas, di plat nomor kendaraan. Eja keras-keras angka-angka tersebut bersama anak. Ulangi setiap kali Anda berpergian bersamanya. Lambat laun, anak akan mengenali dan hafal. Apalagi angka-angka itu hanya berjumlah 10, pas untuk anak usia ini.
• Yuk, Hitung!
Untuk lebih memudahkan anak belajar matematika, tak ada salahnya selalu berhitung. Tengoklah sekeliling apa saja yang bisa dihitung. Misal, menghitung jumlah anak tangga di mal, menghitung permen di toples, menghitung anak ayam yang sedang mencari makan, dll.
• Mengurut Angka
Ini cara lama, tetapi bisa diandalkan keampuhannya untuk melatih anak mengurutkan angka. Anda bisa buat sendiri angka-angkanya. Buatlah secara acak, dan mintalah anak mengurutkan dari angka kecil sampai terbesar, lalu warnai. Di toko buku juga mudah ditemukan buku mewarnai yang mengharuskan anak mengurutkan angka atau mengelompokkan benda sesuai gambar (instruksi) angkanya.
• Belajar dari Nomor Telepon
Buat anak lebih akrab dengan angka lewat aktifitas memencet tombol telepon. Tulislah nomer telepon kantor Anda, mintalah anak menelpon Anda di kantor sehari sekali. Tak perlu lama-lama. yang penting ia belajar mengenal angka lewat nomor telepon. Atau, jika Anda akan menelpon teman, mintalah anak yang menyambungkan nomornya. Tentu di bawah pengawasan Anda. Cara ini secara mengasyikan akan membuat anak lebih mengenal angka.
• Belajar Bentuk
Amati sekitar dan cobalah cari bentuk-bentuk yang akan diperkenalkan saat belajar matematika. Perkenalkanlah pada anak bentuk bujur sangkar, segitiga, lingkaran dan aneka bentuk lainnya. Ia pasti senang diperkenalkan dengan bentuk-bentuk ini. Ajak ia menggambar danmenirukan bentuk-bentuk itu meski belum sempurna.
• Bermain Kartu dan Domino
Bermain dengan kartu juga mengenalkan anak pada konsep menghitung. Hal ini, disadari atau tidak, membantu anak mengenal angka sekaligus mengembangkan kemampuan motoriknya
KISAH HIDUP PENEMU RUMUS MATEMATIKA
Orang jenius ini
dilahirkan dengan nama Leonhard Euler. Ia lahir tahun 1707 di Basel, Swiss. Dia
diterima masuk Universitas Basel tahun 1720 ketika umurnya baru 13 tahun.
Woowww.. hebattt!!!
Mula-mula Euler
belajar teologi (ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama), tetapi tak lama ia segera pindah ke mata pelajaran
matematika.
Dia peroleh gelar
sarjana dari Universitas Basel umur 17 tahun! Dan saat usianya 21 tahun, Euler
sudah menerima undangan Catherine I dari Rusia untuk bergabung dalam
Akademi Ilmu Pengetahuan di St. Petersburg.
Di umur 23 tahun, dia
menjadi guru besar fisika dan matematika , dan saat usia 26 tahun Euler
ditunjuk untuk menggantikan posisi ketua matematika yang tadinya diduduki oleh
seorang matematikus masyhur Daniel Bernoulli. Hebatttt kaan...!!
Sayang, 2 tahun
setelah itu, penglihatan matanya hilang sebelah. Tapi ia tak patah semangat.
Euler terus bekerja dan berkarya menghasilkan artikel-artikel yang brilian.
Tahun 1741 Frederick
Yang Agung dari Prusia membujuk Euler agar meninggalkan Rusia dan memintanya
bergabung ke dalam Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin. Dia tinggal di Berlin
selama dua puluh lima tahun dan kembali ke Rusia tahun 1766.
Tak lama kemudian,
malang menimpanya. Kedua matanya tak bisa melihat lagi. Hebatnya, meski tak
bisa melihat, Euler tetap bekerja melakukan penyelidikan dan berkarya. Euler
memiliki kemampuan spektakuler dalam hal mental aritmatika.
Euler wafat pada tahun
1783 di St.Petersburg (sekarang bernama Leningrad) di usia 76 tahun. Meski
begitu, Euler tetap saja terus mengeluarkan kertas kerja kelas tinggi di bidang
matematika. Oya, sang penemu matematika ini sempat menikah dua kali dan punya
tiga belas anak. (Kidnesia/Michael H. Hart/Seratus Tokoh Berpengaruh dalam
Sejarah)
Yuk Mengukur Shalat Kita Dengan Hitungan Matematika
Berapa lamakah kita Shalat dalam sehari
semalam? Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam
sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya, dalam sehari hanya kita isi
sebanyak 2,4% dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau
3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam.
Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93
hari.
Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).
Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk Shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikanNya kepada kita dengan nikmat usia.
Maka sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan Shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama menikmati bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.
Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).
Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk Shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikanNya kepada kita dengan nikmat usia.
Maka sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan Shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama menikmati bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.
Defenisi Lingkaran Sebagai Suatu Konsep Matematika
Matematika
merupakan mata pelajaran yang sejak lama menjadi momok di dunia pendidikan.
Hasil UN dari tahun ke tahun terus meningkat, namun tetap saja matematika
berada di urutan terendah.
Apakah memang matematika terlalu sulit untuk dipahami? Atau memang konsep matematika yang tidak diajarkan dengan sempurna di sekolah atau bahkan di perguruan tinggi?
Apakah memang matematika terlalu sulit untuk dipahami? Atau memang konsep matematika yang tidak diajarkan dengan sempurna di sekolah atau bahkan di perguruan tinggi?
Matematika
seharusnya adalah hal yang sederhana, tetapi banyak buku yang tidak
menyederhanakan matematika itu sendiri, atau lebih tepatnya beberapa buku
menyampaikan materi yang tidak sesuai dengan bobot kemamapuan pada tingkatan
siswa yang seharusnya.
Mari kita
buka sedikit wawasan kita dengan sebuah definisi dalam matematika. Sebut saja
misalnya sebuah lingkaran. Mungkin tidak sedikit guru yang menyatakan lingkaran
dengan cara menggambar sebuah kurva tertutup kemudian memberi tanda titik di
dalam kurva tersebut. Lantas apa yang ditangkap siswa? Mungkin ia akan
menggambar kurva tertutup yang berbentuk lonjong kemudian menamainya juga
dengan lingkaran. Apakah anak tersebut menangkap yang di ajarakan guru? Mungkin
ada benarnya yang dikerjakan siswa tersebut.
Untuk
mengurangi kesalahan persepsi matematika siswa lebih baik jika kita menyakan
lingkaran dengan bahasa matematika, yakni
Lingkaran adalah himpunan titik-titik (yang tak berhingga jumlahnya) yang berjarak sama dengan satu titik tertentu. Kita kemudian menamakan titik tertentu tersebut sebagai titik pusat dan “jarak” titik lain ke titik pusat tersebut sebagai “jari-jari”.
Lingkaran adalah himpunan titik-titik (yang tak berhingga jumlahnya) yang berjarak sama dengan satu titik tertentu. Kita kemudian menamakan titik tertentu tersebut sebagai titik pusat dan “jarak” titik lain ke titik pusat tersebut sebagai “jari-jari”.
Katika itu,
kita dapat melihat perbedaan proses penggambaran lingkaran yang dimaksud oleh
dua orang yang berbeda dengan cara yang berbeda tadi. Siswa akan mudah
menggambar lingkaran dengan menentukan titik tertentu (titik pusat) terlebih dahulu,
kemudian menggambar titik-titik lainnya sampai bisa terntuk kurva tersebut yang
kemudian oleh siswa tersebut dinamakan lingkaran.
Terima kasih
karena sudah membaca. Mudah-mudahan trik penyampaian matematika yang sederhana
ini dapat memberi gagasan baru dalam benak setiap orang yang ingin belajar
ataupun mengajarkan matematika.
MATEMATIKA
Matematika bukan numerologi. Walau
numerologi memakai aritmetika modular untuk mengurangi nama dan data pada
bilangan digit tunggal, numerologi secara berubah memberikan emosi atau ciri
pada bilangan tanpa mengacaukan untuk membuktikan penetapan dalam gaya logika.
Matematika ialah mengenai gagasan pembuktian atau penyangkalan dalam gaya
logika, namun numerologi tidak. Interaksi antara secara berubah emosi penentuan
bilangan secara intuitif diperkirakan daripada yang telah diperhitungkan secara
seksama.
Matematika bukan akuntansi. Meskipun perhitungan aritmetika sangat krusial dalam
pekerjaan akuntansi, utamanya keduanya mengenai pembuktian yang mana
perhitungan benar melalui sistem pemeriksaan ulang. Pembuktian atau
penyangkalan hipotesis amat penting bagi matematikawan, namun tak sebanyak
akuntan. Kelanjutan dalam matematika abstrak menyimpang pada akuntansi jika
penemuan tak dapat diterapkan pada pembuktian efisiensi tata buku konkret.
Matematika bukan sains, karena kebenaran dalam
matematika tidak memerlukan pengamatan empiris
Matematika bukan fisika, karena fisika adalah sains.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering
mempunyai berasal dari ilmu pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi
mathematikus juga menegaskan dan menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam
saja sampai ilmu pasti, karena struktur mungkin menyediakan, untuk kejadian,
generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu untuk
perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikus belajar bidang dilakukan mereka
untuk sebab yang hanya estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni
daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
kita juga punya nih artikel mengenai 'Fisika', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/7241/1/DOKUMEN%20PRESENTASI.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat